Minggu, 01 April 2012

Seni Budaya

Seni Rupa Terapan
Pengertian Karya Seni Rupa Terapan
Seni rupa terapan adalah karya seni rupa yang dirancang untuk tujuan fungsional, yaitu untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis (kejiwaan) manusia. Seni rupa terapan memiliki fungsi guna atau pakai. Artinya selain sebagai benda yang bernilai seni (artistik) juga sebagai benda yang indah (estetis) dan dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Contoh benda seni terapan antara lain benda-benda gerabah dari tanah liat, benda-benda anyaman, kerajinan keramik, peralatan rumah tangga, kerajinan furniture.
Karya seni rupa terapan daerah setempat diciptakan untuk tujuan melestarikan nilai-nilai tradisi dan adat dalam proses serta teknik berkarya seni rupa daerah setempat. Bentuk, model, teknik, dan media memiliki keunikan/karakteristik tersendiri, sebagai kekayaan seni budaya.
Karya seni rupa terapan daerah setempat yaitu karya seni rupa yang memiliki fungsi pakai/guna, dibuat dengan teknik (cara) dan media yang ada di daerah setempat, sebagai aset atau kekayaan budaya nasional.
2. Hasil Karya Seni Rupa Terapan Daerah Setempat
Benda-benda seni rupa terapan yang dihasilkan di bagian daerah di wilayah Indonesia diantaranya yang terkenal adalah:
a.       Kerajinan Batik
Seni batik adalah sebagai budaya nasional yang sudah banyak dikenal di mancanegara. Sebagian besar daerah di Indonesia memiliki karya seni batik yang berbeda jenis dan coraknya. Batik termasuk karya seni terapan dua dimensi yang umumnya digunakan sebagai nama motif atau corak batik. Antara lain :
  • Batik Solo
  • Batik Yogyakarta
  • Batik Bayumasan (Purwokerto)
  • Batik Laseman (Lasem-Rembang)
  • Batik Bakaran (Pati)
  • Batik Cirebon
  • Batik Pekalongan (corak Pekalongan)
  • Batik Madura
  • Batik Palembang
  • Batik Garut (Jawa barat)
  • Batik Bali
  • Batik Tuban (Jawa Timur)
b.      Kerajinan keramik dari Kasongan Yogyakarta, Purwakarta, Sompok, Mayong (Jepara), Bojonegoro (Jawa Timur), Bandung, dan Kedu.
c.       Kerajinan kain tenun dari daerah Troso (Jepara), Bali, Garut, Yogyakarta, Tuban, Lombok, dan Timor.
d.      Kerajinan kuningan dari Juwana Pati (Jawa Tengah).
e.      Kerajinan ukir perak bakar dari Kota Gede Yogyakarta.
f.        Kerajinan anyaman dari bahan alami untuk benda tas, keranjang, tikar, dan topi. Daerah asal Tangerang, Kudus, Kedu, Tasikmalaya dan Bali.
g.       Kerajinan tangan untuk cinderamata (souvenir) dari daerah Surakarta, Jepara, Yogyakarta, Jakarta, Bali, Bandung, Palembang, Makassar, dan Samarinda.
h.      Kerajinan wayang kulit (Wayang / boneka yang terbuat dari kulit berbentuk dua dimensi) digunakan untuk seni perdalangan atau sebagai hiasan. Dihasilkan dari daerah Yogyakarta, Surakarta, Kedu, Bali, dan Jawa Timur.
i.         Wayang Golek (boneka berbentuk tiga dimensi) dihasilkan dari daerah, Bandung, dan Yogyakarta (Jawa tengah)
j.        Kerajinan ukir kayu, yang menghasilkan benda-benda ukir berupa perabotan rumah tangga ukir (meja, kursi, tempat tidur, almari, dan hiasan dinding) dan gambar relief. Daerah penghasik ukiran kayu antara lain Jepara, Bali, Kalimantan, Madura, dan Papua (suku Asmat), Yogyakarta, Surakarta, Cirebon, dan Palembang.
k.       Kerajinan topeng kayu dari daerah Yogyakarta, Surakarta, Betawi, Cirebon, Bali, dan Bandung.
l.         Kerajinan merangkai janur. Jawa Tengah, Bali dan Yogyakarta.
m.    Kerajinan bordir berasal dari daerah Kudus dan Tasikmalaya.
Karya Seni Rupa Terapan
 
Sofa Ukir
Kerajin Kramik
 
Krajinan Tas Kulit
 
Kerajinan Tektil Batik
3. Media dan Teknik Seni Rupa Terapan Daerah Setempat
  • Media (bahan/alat) yang digunakan umumnya bahan alami dn yang mudah didapat dari daerah setempat. Contoh media seni terapan tradisional (daerah setempat) umumnya menggunakan yang harganya murah, mudah terjangkau masyarakat umum/luas, bambu, kayu, tanah liat, jenis rumput-rumputan (untuk anyaman), eceng gondok, tempurung (batok) kelapa, kulit kerang, kulit hewan, batu marmer, batu andesit, dan daun-daunan.
  • Teknik (cara) yang digunakan dalam pembuatan karya seni terapan daerah setempat atau tradisional pada umumnya sangat sederhana yaitu dengan menggunakan tangan atau dengan alat bukan mekanis (mesin). Misalnya dalam pembuatan anyaman bambu daun, ukirankayu, kain tenun, kain songket keramik tradisi, wayang kulit dan golek, bordir, sulaman, kain batik. Dikerjakan secara perorangan atau kelompok. Dengan cara (teknik) ukir, pahat, anyam, aplikasi, jahit, butsir, membentuk. . Ragam Seni Rupa Murni Nusantara dan Mancanegara a. Seni Lukis
    Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa murni yang berdimensi dua. Dari pembubuhan cat, para pelukis mencoba mengekspresikan berbagai makna atau nilai subjektif. nilai-nilai yang melekat pada lukisan dipengaruhi oleh budaya yang dimiliki pelukisnya. Seni lukis Indonesia yang berkembang, pada gilirannya nanti ikut mempertegas jati diri seni budaya Nusantara. Sedangkan seni lukis mancanegara menjadi pembanding seni budaya Nusantara.
    Wanita-menyusui karya hendara
    Bunga Matahari karya Vincent Van Gogh
    Gadis di Depan Cermin karya Pablo Picasso
    b. Seni Patung
    Seni patung merupakan cabang dari seni rupa murni yang berdimensi tiga. Membuat patung berarti membuat benda tiga dimensi dengan bahan, alat, dan teknik tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna.
    Garuda Wisnu karya Nyoman Nuarta
    Discus Thrower karya Myron (Yunani Kuno)
    The Kiss-Auguste Rodin (Prancis)
    c. Seni Grafis
    Seni Grafis merupakan cabang dari karya seni rupa murni yang berdimensi dua. Berdasarkan dimensinya, seni grafis sama dengan seni lukis, namun dari segi teknik pembuatannya memiliki perbedaan. Seni lukis dengan teknik aquarel, plakat, atau tempra, sedangkan seni grafis dibuat dengan teknik mencetak. Seni grafis dapat dibuat dengan teknik cetak tinggi, cetak dalam, setak saring, dan cetak cahaya (photography).
    2. Gaya Seni Rupa Murni Nusantara dan Mancanegara
    Gaya atau corak atau aliran dalam seni rupa beraneka ragam. Secara garis besar, gaya karya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : tradisional, modern, dan postmodern.
    a. Tradisional
    Seperti halnya karya seni rupa Nusantara, perupa seni rupa mancanegara juga memiliki gaya tradidional. Gaya ini juga terbagi menjadi dua, yaitu primitif dan klasik.
    b. Modern
    Gaya seni rupa modern adalah corak karya seni rupa yang sudah mengalami kemajuan, perubahan, dan pembaharuan. Secara umum, modernisasi gaya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: gaya representatif, depormatif, dan nonrepresentatif.
    1. Representatif
    Kata representatif berasal dari representasi yang mengandung pengertian sesungguhnya, nyata, atau sesuai dengan keadaan. Perwujudan gaya seni rupa ini menggambarkan keadaan yang nyata pada kehidupan masyarakat atau keadaan alam. Gaya seni rupa yang tergolong representatif, antara lain : romantis, naturalis, dan realis.
    a) Romantisme
    Istilah romantisme berasal dari roman yang berarti cerita dan isme yang berarti aliran/gaya. Romantisme adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya mengandung cerita kehidupan manusia atau binatang. Perupa mancanegara yang mempelopori gaya ini, antara lain : Fransisco Goya (Spanyol), Turner (Inggris), dan Rubens (Belanda). Perupa Nusantara yang mengambil gaya itu adalah Raden Saleh.
    b) Naturalisme
    Istilah naturalisme berasal dari kata nature atau natural yang berarti alam dan isme yang berarti aliar/gaya. Naturalisme adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya sesuai dengan keadaan alam atau alami. Pelukis gaya ini pada umumnya mengambil pemandangan alam sebagai objeknya. Perupa mancanegara yang mengambil gaya ini antara lain Rubens, Claude, Gainsborough, Constable, dan Turner. Perupa Nusantara yang mengambil gaya ini antara lain Abdullah Suryosubroto, Wakidi, Mas Pringadi, dan Basuki Abdullah.
    c) Realisme
    Istilah realisme berasal dari kata real yang berarti nyata dan isme yang berarti gaya/aliran. Realisme adalah gaya/alaran seni rupa yang menggambarkannya sesuai dengan kenyataan hidup. Perupa nusantara yang mengambil gaya ini antara lain Trubus, Tarmizi, Wardoyo, dan Dullah. Seedangkan perupa mancanegara yang mengambil gaya ini adalah Remandt van Rijn (Belanda).
    2. Deformatif
    Istilah deformatif berasal dari deformasi yang berarti perubahan bentuk. Bentuk alam diubah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk baru, namun masi menyerupai bentuk aslinya. Gaya seni rupa yang tergolong deformatif, antara lain : Surrealisme, impresionisme, ekspresionisme, dan kubisme.
    a) Surealisme
    Istilah surrealisme berasal dari kata sur yang berarti melebih-lebihkan, kata real yang berarti nyata, dan isme berarti gaya/aliaran. Surrealisme adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya melebih-lebihkan kenyataan, bahkan ada yang menyebutnya otomatisme psikis yang murni atau mimpi. Perupa mancanegara yang mempelopori gaya ini adalah Salvador Dali.
    b) Impressionisme
    Impressionisme berasal dari kata impression yang berarti kesan sesaat dan isme yang berarti gaya/aliran. Impressionalisme adalah gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kesan saat objek tersebut dilukis. Gaya ini dipelopori oleh perupa mancanegara seperti Claude Monet, Paul Cezanne, Georges Seurat, dan Paul Gauguin. Perupa nusantara yang mengambil gaya ini, antara lain S. Sudjojno.
    c) Ekspressionisme
    Ekspressionisme berasal dari kata expression yang berarti ungkapan jiwa yang spontan dan isme yang berarti gaya/aliran. Ekspressionisme adalah gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan keadaan jiwa perupa yang spontan pada saat melihat objek. Gaya seni rupa ini diplopori oleh pelukis Belanda bernama Vincent van Gogh. Perupa Nusantara yang mengambil gaya ini adalah Affandi.
    d) Kubisme
    Kubisme berasal dari kata kubus yang berarti bidang atau bentuk persegi empat dan isme yang berarti gaya/alrian. Kubisme adalah aliran/gaya seni rupa yang penggambarannya berupa bidang persegi empat atau bentuk dasarnya kubus. Gaya seni rupa ini dipelopori oleh pelukis Spanyol yang bernama Pablo Picasso. Perupa Nusantara yang mengikuti gaya ini adalah But Muchtar, Mochtar Apin, Srihadi, dan Fajar Sidik.
    3. Nonrepresentatif (Abstraksionalisme)
    Kata Nonrepresentatif atau abstrak mengandung pengertian suatu bentuk yang sukar dikenali. Suatu gaya yang lebih sederhana bahkan bentuknya sama sekali meninggalkan bentuk alam. Karya seni rupa abstrak berupa susunan garis, bentuk, dan warna yang terbebas dari bentuk alam. Gaya seni rupa yang berbentuk abstrak ini ada yang abstrak ekspresionis dan abstrak murni. Gaya ini dipelopori oleh perupa mancanegara, antara lain : Paul Klee, Piet Mondrian, Wassily Kandinsky, dan Jackson Pollock. Perupa Nusantara yang mengikuti gaya ini adalah Amry Yahya, Fajar Sidik, But Muchtar, dan Srihadi.
    c. Postmodern
    Postmodern atau disingkat “Posmo” adalah gaya seni rupa pasca atau sesudah modern. Sejalan dengan perkembangan budaya masyarakat dunia, seni rupa pun ikut mengalami perkembangan gaya. Jika seni rupa tradisional memiliki ciri perpaduan antara penyederhanaan bentuk dan sedikit ornamental. Gaya “posmo” lebih bebas dan cenderung tidak memiliki aturan tertentu. Eksplorasi unsur rupa banyak dilakukan untuk gaya ini. Kritik sosial dan kemasyarakatan merupakan tema yang cukup dominan untuk karya-karya posmo. 
    Karya Seni Rupa Terapan Daerah
    a. Pengertian Seni Rupa Terapan
    Karya  seni  rupa  terapan   yaitu  karya  seni  rupa  yang  dirancang
    untuk tujuaan  fungsional,  yaitu  untuk  memenuhi kebutuhan fisik
    dan psikologis  (kejiwaan).  Bentuknya  berupa benda -benda pakai
    atau benda guna untuk kebutuhan manusia.
    Contoh: alat perkakas rumah tangga (meja, kursi, lemari, bufet, tempet                                tidur), benda – benda gerabah, keramik, kerajinan kulit,
    dan mainan anak.
    b. Karya Seni Rupa Terapan Daerah
    Karya  seni  rupa  terapan  daerah  disebut  seni  terapan tradisional.
    Karya  seni  terapan  diciptaka bertujuan  untuk melestarikan tradisi
    seni   rupa  di  suatu  daerah.   Digarap    olah  masyarakat     tertentu
    sebagai  ciri  khas  suatu  daerah  yang  terikat oleh nilai-nilai filosofi
    dan nilai-nilai tradisi.
    Seni      terapan     daerah     dikerjakan     secara       tradisi,         dengan
    keterampilan   tangan   yang   sederhana.     Bahan  atau  media    yang
    digunakan  umumnya  diambil  dari  alam  yang ada didaerah tersebut.
    Contoh: bahan   kayu,  bambu,  rumput – rumputan,  tanah liat,     batu
    andesit, akar pohon jati, eceng gondok, dan masih banyak lagi.
    4. Pembuatan Karya Seni Terapan
    Penbuatan seni terapan atau seni pakai berupa seni kerajinan (seni
    kriya) harus memenuhi syarat-syarat, yaitu:
    a. Komposisi dan proporsi benda harmonis atau serasi.
    b. Memenuhi selera keinginan masyarakat.
    c. Berharga murah bila di jual.
    d. Bentuknya selaras dengan kegunaannya.
    e. Memiliki kegunaan praktis (nilai guna)
    f. Bentuknya dibuat indah, bagus, dan menarik.
    5. Macam Karya Seni Rupa Terapan Daerah
    Daerah – daerah di indonesia banyak menghasilkan berbagai karya
    seni  yang i ndah dan mnenarik,  berupa karya seni kriya atau seni
    kerajinan.
    Daerah penghasil seni kerajinan atau kriya yang terkenal, antara lain:
    a. Cendera mata: Bali, Yogyakarta, Suraskarta, dan Bandung.
    b. Kerajinan bordir: Tasikmalaya dan Kudus.
    c. Kerajinan keramik :P urwakarta, Karawang, dan Yogyakarta.
    d. Kerajinan perak: Kota Gede-Yogyakarta
    e. Kerajina Kuningan: Juwono-Bali.
    f. Wayang: Bandung,Yogyakarta, Surakarta dan Bali.
    g. Seni ukir: Jepara, Bali, dan Papua.
    h. Seni batik: Surakarta, yagyakarta, Garut, Pekalongan, Lasem,
    Palembang, dan Cirebon. (Bersambung)

1 komentar: